Cerita hantu - Dia di Bawah Tempat Tidur
Bekasi 13 Februari tahun 2016, malam itu hujan deras. Jam sebelas malam, suamiku belum pulang dari kantor. Kilat petir yang menyambar di luar rumah seolah meretakkan jendela kaca. Buru-buru, aku mematikan tv,- takut tersambar petir.
Sambil menunggu Mas Bobi suamiku, kupikir lebih baik makan kue lapis coklat yang sebelumnya kubeli dari Indomaret. Aku membuka kulkas, menarik kotak kue lapis dan membukanya. Aroma coklat langsung terbang dan menyentuh ujung hidungku. Aku sedikit lebih rileks.
Tapi, tiba-tiba suara panci terjatuh di dapur. Kuletakkan kue yang sudah sempat kupegang ke dalam kotaknya, lalu segera berjalan ke dapur.
"Husss," Aku membentak si manis yang sedang berniat mencuri ikan dari lemari. "Seram bangat sih matamu manis, Awas pergi!" Seruku sambil mendorong si manis dari atas lemari.
Si manis pergi, ke arah belakang dapur, dia sempat berputar dan menoleh dengan mata yang bercahaya. Tampak seram. Aku tahu mata kucing memang bercahaya karena membiaskan cahaya lampu. Dapur kami itu tidak ada asbesnya, dan seng di atas juga sudah cukup tua. Kalau hujan deras seperti itu, terkadang serbuk gerimis atau molekul kecil air bisa masuk ke dalam rumah, menyentuh tangan dan membuatku menggigil kedinginan.
Aku berjalan lagi ke ruang depan. Gorden putih berkibar-kibar tertiup angin. Padahal, seingatku jendela sudah kututup sebelumnya. Mungkin terdorong angin, pikirku. Aku sedikit kesulitan menarik jendela itu karena angin terlalu kencing. Suara daun-daun pohon saling bergesekan membuat suasana sedikit menakutkan. Aku bergidik, duduk dan melanjutkan makan kue lapis.
Tiba-tiba,
"Aaaarg," Sinto, anakku yang berusia sembilan tahun berteriak di lantai dua, di kamarnya.
Panik. Aku berlari cepat ke lantai dua dan mendorong pintu kamar Sinto. "Nak kamu kenapa?" Aku berteriak
Sinto duduk menutupi tubuhnya dengan selimut. Aku menghampirinya dan memeluknya. "Kamu kenapa Nak. Tidak usah takut, itu hanya petir!" Aku membuka selimut untuk melihat wajahnya.
"Mak, aku takut sekali! Mak, Aku takut sekali..." Sinto langsung menangis dan memeluk-ku.
"Tidak usah takut. Masa hujan aja membuat anak Mama takut!"
"Bukan hujan Ma. Sinto melihat ada sesuatu berlari ke kolong tempat tidur Sinto."
"Hem, masa? Kamu terlalu banyak nonton horror sih?"
"Benaran, Mak. Sinto Gak bohong!"
Bola mataku mulai bergerak liar. Apa benar Sinto melihat sesuatu masuk ke kolong tempat tidurnya? Ah, anak ini cuma mimpi kali. Aku turun dari tempat tidur, lalu membungkuk untuk memeriksa kolong tempat tidur Sinto.
Mataku melotot, aku melihat Sinto duduk membungkuk dengan tubuh yang gemetaran di kolong tempat tidur. Dia menatapku, "Mak, ada setan di tempat tidurku!" Ucapnya gemetaran sambil menunjuk ke atas.
Jantungku berdetak cepat, aku mengangkat wajah untuk melihat ke tempat tidur. "Ada gak Mak hantu di bawah?" Tanya Sinto yang duduk di atas tempat tidur sambil tersenyum manis.
Ditulis Oleh: Tina Anggraini/ ttm: Harusyah, 11 Oktober 2017 - sakit