Cerita Horor Nenek di Jembatan Minta Diantar Pulang
Apa yang akan kau lakukan bila seorang nenek tua menghentikan mobilmu di tengah jalan? Katakanlah kejadian itu tengah malam dan tidak ada orang di jalan selain nenek itu. Dia meminta supaya kamu mengantar nya pulang ke rumah. Apakah kamu tega menolak dan meninggalkannya di jalan?
Itulah yang aku alami Tahun lalu.
Inilah Cerita Horor Pengalaman Bertemu Nenek di Jembatan
Tepatnya sekitar bulan Mei 2019 di kota Medan.
Aku bekerja di sebuah perusahaan percetakan di kota Medan. Sementara, rumah tempatku tinggal adalah di Lubuk Pakam - sekitar 35 km dari pusat kota Medan.
Setiap hari, aku harus melewati Tanjung Morawa, amplas dan sepanjang jalan Sisingamangajara untuk mencapai kantor.
Pada pertengahan bulan Mei, pekerjaan di kantor menumpuk. Pada saat itu perusahaan sedang menerbitkan sebuah Novel baru. Semua karyawan termasuk aku bekerja sampai larut malam.
Aku keluar dari kantor sudah pukul sebelas malam. Doni temanku ngajak makan dulu di kantin dekat kantor. Aku tidak bisa menolak. Akhirnya, aku baru pulang jam dua belas malam.
Sekitar jam Dua belas sepuluh menit, aku melewati jembatang layang amplas. Jalan itu sudah sangat sepi. Aku bukan tipe orang yang suka berkendara ngebut meskipun jalan kosong. Dulu ketika aku masih kuliah sekitar 7 tahun yang lalu, aku pernah mengalami kecelakaan, hal itu selalu membuatku ketakutan berkendara dengan kecepatan tinggi.
Setelah mobil masuk ke jembatan layang yang panjangnya sekitar 2 km, tiba-tiba aku melihat seorang nenek berdiri di depan dengan tangan melambai seolah berusaha untuk menghentikan mobilku.
Pikirku nenek itu pasti telah tersesat. Aku memutuskan untuk berhenti dan membuka kaca mobil.
"Nenek mau kemana?" Aku bertanya
"Aku mau pulang Cu ke rumah anakku di Tanjung Morawa!"
Buru-buru, aku langsung membuka pintu mobil dan menyuruh nenek itu duduk di depan di sebelahku. Kulir wajahnya sudah berkerut dan aroma tubuhnya tidak sedap seperti berbau sirih lapuk. Aku menarik nafas yang panjang, "Nenek kok pulang ke rumah anak tengah malam?" Tanyaku
"Iya. Tadi, kupikir masih sore. Aku sudah tua. Hidup sendiri di amplas. Tadi bangun aku langsung bergegas. Eh ternyata sudah tengah malam yah?" ucap Nenek itu sambil melirik wajahku, matanya fokus dan bibirnya tampak berusaha untuk tersenyum.
Setelah berkendara sepuluh menit, nenek itu meminta turun di depan sebuah rumah, di pinggir jalan. Aku berhenti dan memastikan nenek itu sudah berhasil membuka gerbang rumah. Baru aku melambaikan tangan dan melanjutkan perjalanan ke rumah. Sekilas nenek itu membalas lambaian tanganku sambil tersenyum.
Setelah sampai di rumah, aku tiba-tiba melihat kunci dan sebuah amplop berwarna hitam di tempat duduk nenek tadi. Aku pasti tidak memperhatikan amplop itu karena warnanya sangat mirip dengan warna kursi. Aku tidak berani membukanya.
Awalnya, aku berpikir untuk mengembalikannya besok saja. Tapi, setelah menimbang-nimbang, bahwa selain amplop ada kunci juga. Bagaimana kalau nenek itu tidak bisa masuk?
Buru-buru, aku kembali naik ke mobil dan melaju ke rumah tempat nenek itu turun. Setelah memarkir mobil di depan gerbang, aku turun, membuka gerbang dan mengetuk pintu.
Hampir 3 menit aku menunggu, baru seorang wanita mudah sekitar 32 tahun membuka pintu.
"Maaf, tadi aku yang mengantarkan nenek ke sini. Kunci sama surat ini ketinggalan di mobil. Aku ingin mengembalikannya."
Wanita itu menerima kunci dan amplop.
"Ini kunci rumah yang sudah lama hilang. Tapi Nenek?" Kening wanita itu berkerut.
"Iya tadi dia meminta berhenti di sini. Aku melihatnya membuka gerbang dan masuk ke halaman."
"Aku tidak punya nenek Mas. Nenekku meninggal tujuh tahun yang lalu karena kecelakaan."
Wanita itu buru-buru membuka amplop hitam itu. Matanya langsung melotot setelah membacanya.
"Mas pernah nabrak orang tujuh tahun yang lalu?" Tanya Wanita dengan mata mengecil.
Ditulis Oleh: Danu/ ttm: Medan, 03 Juli 2019 - kecelakaan